Memperbaiki emosi, berkaitan dengan memperbaiki spiritual kita, lebih tepat akidah kita. Sepanjang akidah belum lurus, emosi gak kelar-kelar.
Kesimpulan ini setelah pengalaman bertahun-tahun berikhtiar memperbaiki emosi, entah sudah berapa banyak pelatihan memperbaiki emosi yang diikuti, mulai ratusan ribu hingga puluhan juta.
Bisa jadi, kesimpulan ini berbeda dengan orang lain yang memiliki pengalaman berbeda. Tapi saya punya beberapa bukti.
Dalam Islam, kita mengenal jin dan manusia yang bisa memberikan rasa was-was ke dalam dada kita (Q.S An Naas) dalam kenyataanya, kita was-was menakutkan masa depan.
Takut ditagih esok hari, gak kebayang duit dari mana tapi kebayang yang nagih arogan.
Kenyataannya, itu adalah rasa was-was yang ditiupkan jin dan mungkin manusia (si penagih mengancam).
Ancaman dan rasa was-was membentuk keyakinan apa yang diancamkan atau apa yang ditakutkan PASTI TERJADI sehingga SATU-SATUNYA CARA untuk selamat adalah menyediakan uang.
Tidak sadar, akidah sudah melenceng. Pertama meyakini pasti terjadi, padahal belum tentu. Allah-lah penguasa masa depan, bukan jin dan manusia itu.
Kedua meyakini SATU-SATUNYA CARA seolah-olah Allah tidak berkuasa, selain uang. Tak sadar menuhankan uang.
Saya sendiri pernah ditagih debt collector melalui whatsapp dan dia mengirimkan DP foto di WA seolah-olah saya adalah target yang sudah dikenali.
Saya akui saya takut, tapi buru-buru istighfar. Allah-lah yang Maha Kuasa. Lalu saya bayangkan debt collector itu semampunya, kemudian istighfar dan hooponopono.
Kemudian pihak bank menelpon meminta saya membayar, saya mensyaratkan agar rekening yang diblokir dibuka sebab ada uang Rp 7 juta saat itu.
Bank membuka blokir dan saya ambil uangnya, memindahkan ke rek lain. Alhamdulillah, uang itu berguna untuk hidup saat itu.
Bank mengirim kartu kredit ke rumah tanpa saya mengajukan, hingga suatu masa saya telat bayar dan mau membayar, tagihan sudah lebih besar dari yang saya pakai.
Saya menolak bayar kecuali tagihan ke semula, bank memblokir tabungan saya dengan alasan ada persetujuan saya. Saya menolak sebab tidak pernah menandatangani apa pun.
Itu awal mula perselisihan dengan bank dan debt collector.
Kalau kita jarang dekat dengan Allah, bahkan kenal saja tidak, maka saat ada masalah bukan Allah yang dicari. Gak kepikiran.
Pikiran dipenuhi prasangka sampai ada orang yang mengikuti program uang ghaib, membayar sampai 15 juta tapi yang ada diperas. Uang akan cair kalau mentransfer lagi dengan jumlah lebih besar dari yang sebelumnya ditransfer.
Padahal niatnya buat bayar hutang, jadinya menambah hutang.
Maka penting perbaiki akidah, tahu siapa yang berkuasa di alam semesta, paham bagaimana Penguasa ini mengatur hidup kita. Lalu tunduk dan patuh, jangan melawan apalagi menduakan!
Maka perjalanan memperbaiki emosi selalu diawali dengan memperbaiki spiritual, menjadi hamba Allah yang shaleh, memasrahkan masa depan kepadaNya, mengabaikan prasangka dari jin dan manusia.
Wallahu’alam
Ahmad Sofyan Hadi
Program 20 Hari Membuka Rezeki
Penulis Buku Reset Hati Instal Pikiran
Download Free Ebook “Temukan Mentalblock melalui Analisa Tanda Tangan ”
http://guruahmadfauzi.behindsign.com
🏡KELAS AFIRMASI ONLINE
Dengan visi besar “Memutus Rantai Kekerasan dalam Rumah Tangga”