Kursusilmudigital – Artikel. Kita tersusun atas energi, pun dengan uang yang kita inginkan. Saat kita selaras, maka kita dan uang akan berkumpul sama seperti sekelompok burung yang sering bersama.
Tapi saat tak selaras, kita dan uang akan selalu menjauh, ibarat air dan api yang saling meniadakan. Masalahnya kita tak paham apa yang dimaksud ketidakselarasan itu?
Sebab andai saja tahu, tentu kita akan menyetel sejak awal agar selaras, agar mudah berkumpul atau bersama tanpa harus mengejar sampai lelah bahkan lemah.
Melalui tulisan ini, saya akan sedikit membahas tentang keselarasan itu.
Uang dan tubuh kita hakikatnya adalah benda fisik. Yap, hanya sebuah benda. Bisa dipegang, ada bentuk dan rupa.
Tapi nilai kita ditentukan dari seberapa bahagia diri kita, maka kita menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan.
Pun uang, nilainya ditentukan seberapa mampu ia bisa mewujudkan kebahagiaan kita. Semakin bisa membuat bahagia, maka uang itu semakin berharga.
Salahnya kita, puncak kebahagiaan kita diukur dari kemampuan mewujudkan keinginan. Saat bisa memiliki sesuatu yang sejak lama diinginkan, rasanya bahagia sekali.
Padahal mewujudkan keinginan adalah cara. Memiliki sesuatu adalah cara. Bukan tujuan. Pada akhirnya, tujuan memiliki sesuatu adalah mengalami rasa puas, berharga, dan bahagia.
Seringkali, setelah sesuatu itu sudah dimiliki, rasa bahagia menurun seiring waktu, lama-lama dianggap biasa dan bahkan semakin tidak berharga.
Tak sadar, kebahagiaan pun berkurang.
Padahal kita sudah sepakat di awal, bahwa nilai uang ditentukan dari kemampuan menghasilkan rasa bahagia pemiliknya.
Bila uang menjadi sumber masalah, sumber bencana, atau sumber pemyakit, tentu kita pun tak mau. Jadi saya tegaskan kembali, bahwa tujuan kepemilikan uang adalah mewujudkan rasa bahagia.
Nah agar kita dan uang selalu selaras, kita perlu mengikat diri kita dan uang dari hasil akhirnya, yaitu menjadi bahagia.
Artinya bahagia itu adalah sebuah ikatan yang membuat kita dan uang bisa bersama.
Jadi kapan uang bisa dengan mudah mendatangi kita? Saat kita berbahagia dan menjadi sumber kebahagiaan orang lain.
Mungkin istilah sumber terlalu berlebihan, tapi maksudnya adalah kita selalu memiliki energi untuk membagikan kebahagiaan.
Pertanyaan pentingnya adalah seberapa bahagia orang terdekat seperti anak dan pasangan, saat kita berada didekat mereka?
Dalam skala 0-10, kira-kira berapa skala bahagia mereka saat bersama kita? Lalu apa alasannya? Rasa-rasanya kita perlu melakukan survey agar sadar diri berapa nilainya untuk diperbaiki.
Jangan-jangan merasa sudah berbagi kebahagiaan, ternyata dianggap sumber ketidakbahagiaan.
Evaluasi ini untuk membuat kompromi bagaimana agar kita di rumah yang sama, bisa sama-sama menjadi bahagia.
Pada akhirnya, kebahagiaan yang kita pancarkan membuat kebahagiaan lain akan berkumpul, atau sumber-sumber kebahagiaan lain akan mendekat, berkumpul, atau datang dengan sendirinya.
Artinya uang sebagai salah satu sumber kebahagiaan (dalam arti sumber daya) akan terhubung dengan cara tertentu, datang dengan mudah.
Sampai disini, lebih penting membangun komunikasi efektif di keluarga daripada kerja keras sampai lelah.
Sebab dengan komunikasi efektif, kita bisa membangun rasa bahagia. Tapi dengan kerja keras, menegaskan rasa butuh atau rasa tak punya. Malah menarik ketiadaan.
Wallahu’alam.
Ahmad Sofyan Hadi
penulis Buku Reset Hati Instal Pikiran
Download Free Ebook “Temukan Mentalblock melalui Analisa Tanda Tangan ”
http://guruahmadfauzi.behindsign.com
KELAS AFIRMASI ONLINE
Dengan visi besar “Memutus Rantai Kekerasan